Selasa, 13 Januari 2009

Masyarakat Pesisir Belum Tahu Cara Penandaan Kertas Sua

Pemilihan anggota legislatif 2009 tinggal 86 hari lagi. Namun sebagian besar masarakat yang tinggal di wilayah pesisir di Sulawesi Tenggara (Sultra) ternyata belum mengetahui cara penandaan atau mencantreng pada kertas suara. Hal itu disebabkan belum adanya sosialisasi mengenai pencantrengan yang dilakukan oleh KPUD Sultra.

Baso, salah seorang nelayan desa Toronipa, kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe mengaku belum tahu cara penandaan pada kertas suara. Setahu dia, penyaluran hak suara masih menggunakan paku untuk mencoblos kertas suara. Dia berharap KPU segera melakukan sosialisasi di daerahnya.

“Seandainya ada cara baru, seharusnya KPUD datang ke wilayah kami mensosialisasikannya. Tapi sampai hari ini tidak pernah ada anggota KPUD yang datang bersosialisasi. Jadi jangan salah kami kalau salah memberikan tanda pada kertas suara,” kata Baso

Hal yang sama juga dialami warga di daerah pesisir di desa Lembo Bajo, kecamatan Lasolo, kabupaten Konawe Utara. Di desa yang dihuni sebagian besar suku Bajo ini juga mengaku belum tahu cara penandaan yang tepat pada kertas suara.

“Saa kira ini belum terlambat bagi KPUD untuk segera mensosialisasikan tatacara pencantrengan. Kalau ini tidak dilakukan kami khawatir banyak kertas suara yang rusak akibat kesalahan pencantrengan dan suara kami dianggap batal,” kata Rustamin.

Ketua KPUD Sultra, Bosman, mengaku belum melakukan sosialisasi karena masih menunggu pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) mengenai penandaan pada kertas suara oleh Pemerintah Pusat. Menurut rencana, DPR akan menetapkan Perpu dalam waktu dekat ini.

“Kami sudah merencanakan itu. Untuk wilayah pesisir kami harus turun langsung. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan, mereka dapat mengetahui melalui iklan di media cetak dan elektronik. Tapi mereka yang tinggal di pesisir dan pegunungan tidak terjangkau dengan koran,” ujarnya.

Untuk diketahui, sebagian besar penduduk Sultra berada di wilayah pesisir dan kepulauan. Pada umumnya mereka bekerja sebagai nelayan dan pembudidaya rumput laut. Mereka sangat jauh dari informasi di kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar